Hadits "Waktu Shalat Zhuhur" |
Hadits tentang “Waktu shalat Zhuhur” pada Kitab Sahih Sunan
Abu Daud karya Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah. Hadits yang
terdapat pada Jilid I bagian Kitab “Sholat”. Nomor hadits bisa dilihat pada masing-masing
hadits di bawah.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ قَالَ كُنْتُ أُصَلِّي الظُّهْرَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَآخُذُ قَبْضَةً مِنْ الْحَصَى لِتَبْرُدَ فِي كَفِّي
أَضَعُهَا لِجَبْهَتِي أَسْجُدُ عَلَيْهَا لِشِدَّةِ الْحَرِّ
399. Dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata, "Aku
pernah mengerjakan shalat Zhuhur bersama Rasulullah SAW, lalu aku mengambil
segenggam batu kerikil supaya menjadi dingin di telapak tanganku, aku
meletakkannya di tempat dahiku bersujud karena sangat panas." (Hasan)
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ
قَالَ كَانَتْ قَدْرُ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فِي الصَّيْفِ ثَلَاثَةَ أَقْدَامٍ إِلَى خَمْسَةِ أَقْدَامٍ وَفِي الشِّتَاءِ
خَمْسَةَ أَقْدَامٍ إِلَى سَبْعَةِ أَقْدَامٍ
400. Dari Abdullah bin Mas'ud RA, dia berkata, "Ukuran
waktu shalat (Zhuhur) Rasulullah SAW pada musim panas, yaitu bayangan sesuatu '
sepanjang tiga kaki sampai lima kaki. Sedangkan pada musim dingin, sepanjang
lima sampai tujuh kaki. " (Shahih)
أَبَا ذَرٍّ يَقُولُ كُنَّا
مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَرَادَ الْمُؤَذِّنُ أَنْ
يُؤَذِّنَ الظُّهْرَ فَقَالَ أَبْرِدْ ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يُؤَذِّنَ فَقَالَ
أَبْرِدْ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا حَتَّى رَأَيْنَا فَيْءَ التُّلُولِ ثُمَّ
قَالَ إِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ فَإِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ
فَأَبْرِدُوا بِالصَّلَاةِ
401. Dari Abu Dzar RA, dia berkata, "Kami pernah
bersama Nabi SAW, lalu ada seorang muadzin hendak mengumandangkan adzan Zhuhur,
maka beliau SAW bersabda, "Tunggu sebentar, hingga dingin!" Kemudian
muadzin itu hendak mengumandangkan adzan lagi, maka beliau SAW bersabda,
"Tunggu sebentar, hingga dingin!'" -dua kali atau tiga kali-,
sehingga kami melihat bayangan bukit, lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya
terik panas itu adalah hembusan api neraka Jahanam, oleh karena itu, apabila
panas matahari menyengat, maka tunggulah sampai dingin untuk mengerjakan
shalat. " {Shahih: Muttafaq Alaih)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ
فَأَبْرِدُوا عَنْ الصَّلَاةِ قَالَ ابْنُ مَوْهَبٍ بِالصَّلَاةِ فَإِنَّ شِدَّةَ
الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ
402. Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, "Apabila udara sangat panas, maka tunggulah, hingga terasa dingin
untuk mengerjakan shalat. " -Ibnu Mauhab berkata, dengan lafazh: "Bi
Ash-Shalaah "-, karena sesungguhnya terik panas itu adalah hembusan api
neraka jahanam. "{Shahih: Muttafaq Alaih)
عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ
أَنَّ بِلَالًا كَانَ يُؤَذِّنُ الظُّهْرَ إِذَا دَحَضَتْ الشَّمْسُ
403. Dari Jabir bin Samurah, bahwasanya
Bilal biasa mengumandangkan adzan shalat Zhuhur, apabila matahari telah
bergeser ke barat. (Hasan Shahih: Muslim)
Semoga bermanfaat.
Berlangganan Artikel Kami
ConversionConversion EmoticonEmoticon